Salah satu tugas utama dalam strategi SEO adalah riset keyword yang tepat agar konten dapat ditemukan oleh audiens di mesin pencari. Di antara berbagai jenis keyword yang sering digunakan, salah satu yang paling penting dan tidak boleh terlupakan adalah seed keyword.
Jika kamu selama ini lebih familiar dengan istilah seperti short tail atau long tail keyword, kini saatnya memahami mengapa seed keyword memiliki peranan krusial. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari pengertian seed keyword, contoh, serta cara menentukan seed keywords yang baik.
Pengertian Seed Keyword
Seed keyword, atau kata kunci benih, adalah kata atau frasa utama yang digunakan sebagai pijakan awal dalam proses research keywords. Biasanya, seed keyword hanya terdiri dari satu atau dua kata yang sifatnya masih sangat umum, seperti “sepatu” atau “asuransi”.
Dari seed keyword inilah, kita dapat mengembangkan berbagai ide kata kunci lain yang lebih spesifik dan relevan dengan industri atau topik yang ingin dijangkau. Dengan kata lain, seed keyword membantu kita menemukan arah yang tepat untuk menggali topik serta long tail keyword yang lebih sesuai dengan kebutuhan audiens.
Contoh Seed Keyword dari Berbagai Industri
Setiap industri memiliki seed keyword yang berbeda, tergantung pada produk, layanan, atau topik yang menjadi fokus utama. Berikut beberapa contoh seed keyword dari berbagai bidang:
- Industri Fashion:
Kata kunci seperti “sepatu”, “baju”, atau “tas” sering digunakan sebagai seed keyword untuk bisnis fashion. Dari kata kunci dasar ini, pelaku bisnis dapat mengembangkan berbagai long tail keyword seperti “sepatu sneakers wanita” atau “tas kerja kulit”. - Industri Kesehatan:
Dalam dunia kesehatan, seed keyword bisa berupa kata-kata seperti “dokter”, “klinik”, atau “asuransi kesehatan”. Seed keyword ini dapat dikembangkan menjadi frasa yang lebih spesifik, misalnya “dokter gigi anak” atau “asuransi kesehatan keluarga”. - Industri Teknologi:
Untuk bidang teknologi, seed keyword yang sering digunakan antara lain “laptop”, “smartphone”, atau “software”. Kata kunci ini dapat menjadi dasar untuk riset lebih lanjut seperti “laptop gaming terbaik” atau “software akuntansi gratis”. - Industri Kuliner:
Contoh seed keyword pada industri makanan dan minuman meliputi “restoran”, “cafe”, atau “resep”. Dari sini, bisa ditemukan kata kunci turunan seperti “restoran Jepang di Jakarta” atau “resep kue bolu panggang”. - Industri Pendidikan:
Di bidang pendidikan, seed keyword yang umum digunakan antara lain “kursus”, “bimbel”, atau “beasiswa”. Selanjutnya, dapat dikembangkan menjadi “kursus bahasa Inggris online” atau “beasiswa S2 luar negeri”.
Cara Menentukan Seed Keyword yang Tepat
Menemukan seed keyword yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting dalam strategi SEO. Seed keyword berperan sebagai pondasi dalam mengembangkan daftar kata kunci turunan dan merancang konten yang relevan untuk audiens.
Berikut beberapa cara efektif untuk menemukan seed keyword, baik secara manual maupun dengan bantuan tools seperti Ahrefs:
1. Mulai dari Common Sense dan Intuisi Bisnis
Langkah pertama adalah membuat daftar seed keywords yang menurutmu paling menggambarkan brand dan layanan utama.
Pikirkan istilah apa saja yang kemungkinan besar dicari orang ketika membutuhkan solusi atau jawaban yang ditawarkan oleh website atau bisnismu. Jangan ragu untuk mencatat sinonim dan istilah terkait lainnya agar daftar bisa semakin lebih banyak.
2. Analisis Kompetitor dengan Tools SEO
Melakukan riset terhadap website kompetitor bisa membantu kamu menemukan seed keyword yang sudah terbukti efektif. Dengan tools seperti Ahrefs, cukup masukkan URL kompetitor ke fitur Site Explorer, lalu buka menu Organic Keywords.
Di sini, kamu akan melihat daftar kata kunci yang digunakan kompetitor untuk meraih peringkat di hasil pencarian Google. Seperti gambar dibawah ini
Agar lebih fokus, gunakan filter untuk menampilkan keyword yang terdiri dari satu hingga dua kata (word count filter), serta urutkan berdasarkan volume pencarian. Biasanya, seed keyword memiliki volume pencarian yang tinggi dan sifatnya sangat umum.
Fitur filter di Ahrefs juga memudahkan kamu untuk mengecualikan kata kunci tertentu, sehingga bisa menemukan alternatif seed keyword yang relevan namun belum terlalu banyak digunakan.
3. Manfaatkan Data dari Website Sendiri
Jika website kamu sudah aktif dan memiliki traffic, jangan lupa memanfaatkan Google Search Console. Buka menu Performance > Search Results, lalu lihat daftar queries yang sudah mendatangkan impresi ke website.
Walaupun beberapa keyword mungkin belum menghasilkan banyak traffic, daftar queries ini sangat berguna untuk menemukan seed keyword baru yang relevan dengan konten dan audiens.
4. Telusuri Hasil Pencarian Google
Google sendiri adalah sumber inspirasi yang sangat kaya untuk menemukan seed keyword. Ketikkan salah satu seed keyword yang sudah kamu miliki, lalu amati bagian People Also Ask dan Related Searches.
Kedua fitur ini seringkali menampilkan berbagai variasi kata kunci yang sering dicari oleh pengguna lain. Dengan cara ini, kamu bisa memahami pola pencarian sekaligus menemukan alternatif seed keyword yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.
5. Eksplorasi Forum, Komunitas, dan Website Tanya Jawab
Komunitas online, forum industri, serta situs tanya jawab seperti Quora atau Kaskus bisa menjadi tempat ideal untuk memahami bagaimana audiens mendiskusikan topik tertentu. Perhatikan istilah, pertanyaan, dan bahasa yang sering digunakan.
Dari diskusi di forum, kamu bisa mendapatkan insight tentang kata kunci yang sering muncul secara alami dalam percakapan sehari-hari, termasuk penggunaan singkatan atau istilah khusus industri.
6. Memanfaatkan Tools Riset Keyword
Untuk mempercepat dan memperkaya proses pencarian, gunakan berbagai tools riset keyword seperti Ahrefs, Google Keyword Planner, Semrush, atau Ubersuggest.
Tools ini tidak hanya menampilkan data volume pencarian dan tingkat persaingan, tetapi juga memberikan ide kata kunci baru, analisis kompetitor, serta tren yang sedang berlangsung di industri terkait.
Langkah awal yang penting adalah melakukan brainstorming untuk menemukan ide atau topik utama yang paling mewakili website kamu.
Catat berbagai kata kunci potensial, termasuk sinonim dan istilah terkait. Penting juga untuk mempertimbangkan sudut pandang audiens—bayangkan kata atau frasa apa yang kemungkinan besar mereka gunakan saat mencari informasi di mesin pencari.
Dari proses ini, kamu akan memperoleh beragam opsi seed keyword yang bisa dipertimbangkan untuk tahap selanjutnya.
2. Memantau Hasil Pencarian Google
Selain brainstorming, kamu juga dapat mencari inspirasi seed keyword dengan mengamati hasil pencarian Google. Fitur seperti “People Also Ask” dan “Related Searches” seringkali menampilkan berbagai variasi kata kunci yang relevan.
Perhatikan juga bagaimana kata kunci yang kamu masukkan menghasilkan search intent yang berbeda-beda. Analisis hasil pencarian ini dapat membantu kamu memilih kata kunci yang paling sesuai dengan tujuan dan konten website.
3. Analisis dengan Google Search Console
Google Search Console menyediakan data queries atau kata kunci yang sering digunakan audiens untuk menemukan website kamu. Dengan mengecek tab “Performance” dan melihat daftar queries, kamu bisa mengidentifikasi seed keyword yang telah terbukti relevan dan memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.
4. Mengamati Website Kompetitor
Melakukan analisis terhadap website kompetitor juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk menemukan seed keyword yang tepat. Amati konten dan struktur navigasi pada website pesaing secara manual, atau manfaatkan tools SEO yang mampu menampilkan kata kunci beserta performanya dari sisi kompetitor. Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui keyword apa saja yang potensial dan belum banyak dimanfaatkan.
5. Memantau Tren, Forum, dan Komunitas
Menyesuaikan keyword dengan tren yang sedang berlangsung serta diskusi di forum atau komunitas online sangat penting untuk memastikan konten tetap relevan dengan kebutuhan audiens. Melalui forum dan media sosial, kamu dapat menemukan pertanyaan atau topik yang sedang banyak diperbincangkan, yang kemudian bisa dijadikan seed keyword untuk strategi konten kamu.
6. Memanfaatkan Tools SEO
Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menggunakan tools SEO untuk memperkaya proses riset keyword. Tools seperti Ahrefs, Google Keyword Planner, Semrush, dan Ubersuggest dapat membantu kamu menemukan seed keyword, menganalisis kompetitor, hingga mendapatkan ide konten yang lebih variatif. Dengan data yang lebih akurat, kamu bisa menentukan keyword yang paling efektif untuk website.
Itulah pembahasan mengenai apa itu seed keyword, contoh dan cara menentukannya. Keyword tidak bisa ditentukan dan dipilih random begitu saja, agar mendapatkan hasil maksimal kamu harus terbiasa melakukan riset keyword sebelum membuat konten.
Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Marketing Agency Croloze.
Referensi:
- https://ahrefs.com/seo/glossary/seed-keywords
- https://www.semrush.com/blog/seed-keywords/
- https://moz.com/keyword-research-guide/seed-keywords
- https://www.dailyseo.id/keyword-research/jenis-jenis-keyword-dalam-riset-keyword/
- https://surferseo-com./blog/seed-keywords/
- Apa itu Revamp Website? Manfaat dan Langkah Optimasinya – 05 May, 2025
- Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO – 05 May, 2025
- Apa itu Long Tail Keywords? Manfaat dan Contohnya – 05 May, 2025
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.