Mengenal Apa itu Pain Point Pelanggan dan Cara Penggunaannya 


Bisnis memang mencakup banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan. Mulai dari bagaimana memahami kondisi pasar, mengidentifikasi produk atau layanan yang tepat hingga bagaimana cara memasarkan dan menjualnya. 

Selain itu, ada juga aspek lain yang perlu dipahami dalam bisnis berkaitan dengan calon pelanggan, yaitu pain point pelanggan. Pain point pelanggan adalah kunci yang menentukan apa masalah atau tantangan yang dihadapi oleh pelanggan dalam menggunakan produk atau layanan. 

Nah artikel kali ini akan membahas secara tuntas mulai dari pengertian pain point, cara mengidentifikasinya, jenis-jenisnya serta kegunaannya untuk bisnis. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Customer Persona: Arti, Manfaat dan Cara Menentukannya

Pengertian Pain Point Pelanggan

Pain point pelanggan merupakan sebuah istilah yang merujuk pada masalah, kesulitan, atau tantangan yang dialami oleh pelanggan dalam proses menggunakan produk atau layanan. 

Masalah ini bisa berasal dari berbagai hal mulai dari fisik, emosional, finansial, atau bahkan teknikal. Pain point pelanggan bisa muncul dari berbagai kondisi, entah itu saat proses pencarian informasi, saat melakukan pembelian, atau bahkan saat menggunakan produk.

Pain point pelanggan sangat penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh setiap bisnis untuk menghindari terjadinya berpindahnya calon pelanggan ke kompetitor. Dengan mengetahui pain point, bisnis bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.

Contoh sederhana pain point adalah ketika pelanggan kesulitan menemukan informasi tentang produk di websitemu lalu mereka beralih ke website kompetitor yang menyediakan produk atau layanan di website mereka. Akhirnya alih-alih menggunakan layanan yang kamu tawarkan, pelanggan justru menggunakan layanan dari kompetitor.

Cara Mengidentifikasi Pain Point Pelanggan

Lantas bagaimana cara mengetahui atau mengidentifikasi pain point pelanggan? Untuk mengetahuinya kamu memerlukan pendekatan yang sistematis dengan basis data yang kuat. Berikut ini beberapa cara efektif untuk menemukan pain point pelanggan, yaitu;

1. Melakukan Survei dan Wawancara

Cara pertama yang harus kamu lakukan adalah mengumpulkan data pelanggan melalui survei dan wawancara langsung dengan pelanggan. Kedua cara ini merupakan metode yang paling efektif untuk memahami masalah apa yang sebenarnya mereka hadapi. Ajukan beberapa pertanyaan terbuka seperti, “Apa tantangan atau kendala yang kamu alami saat menggunakan produk kami?”. 

2. Menganalisis Data Pelanggan

Selain mengumpulkan data dengan cara di atas, kamu juga bisa melakukan analisis data pelanggan dengan melihat bagaimana riwayat pembelian, riwayat layanan pelanggan atau ulasan produk. Data tersebut juga bisa memberikan petunjuk nyata tentang masalah apa yang sering dihadapi pelanggan. Misalnya, jika banyak pelanggan mengeluhkan pengiriman yang lambat, maka ini bisa menjadi pain point yang perlu segera kamu atasi.

3. Memantau Media Sosial dan Forum Online

Selain lewat bagian ulasan layanan, pelanggan juga seringkali menyampaikan keluhan atau masalah mereka tentang suatu layanan di media sosial atau forum online. Hal ini tentunya bisa merugikan bisnis apalagi jika keluhan disampaikan dengan cara yang tidak tepat sehingga bisa memancing audiens lain untuk menjelek-jelekkan bisnis. Maka dari itu selalu lakukan pemantauan dalam platform ini agar dapat membantu bisnis mengidentifikasi pain point sekaligus mencegah hal yang merugikan perusahaan terjadi.

4. Menggunakan Analisis Customer Journey

Cara keempat kamu bisa melakukan analisis customer journey untuk melihat masalah yang dihadapi pelanggan. Customer journey mapping adalah teknik untuk memetakan seluruh perjalanan dan pengalaman pelanggan, mulai dari tahap awareness hingga pasca-pembelian. Dengan menganalisis setiap tahap, kami bisa menemukan titik-titik di mana pelanggan mengalami kesulitan atau ketidakpuasan.

5. Mengumpulkan Feedback dari Tim Sales dan Customer Service 

Terakhir kamu juga bisa mengetahui pain poin pelanggan dengan mengumpulkan feedback atau informasi dari tim sales dan tim customer service. Kedua tim ini merupakan ujung tombak bisnis yang berinteraksi langsung dengan pelanggan. Sehingga mereka seringkali mengetahui langsung bagaimana masalah yang sering dihadapi pelanggan.

Jenis-Jenis Pain Point Pelanggan

Pain point pelanggan dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan sifat dan konteksnya. Memahami setiap jenis pain point akan membantumu menemukan solusi yang lebih spesifik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berikut ini adalah beberapa jenis pain point yang umum dihadapi oleh pelanggan:

1. Financial Pain Point

Financial pain point terjadi ketika pelanggan merasa bahwa produk atau layanan terlalu mahal, tidak memberikan nilai yang sepadan dengan harganya, atau menyebabkan pengeluaran tambahan yang tidak diinginkan. Misalnya, seorang pelanggan mungkin merasa frustasi karena harus membayar biaya pengiriman yang tinggi. Untuk mengatasi financial pain point, kamu bisa menawarkan harga yang lebih kompetitif, promo diskon, atau paket hemat yang sesuai dengan anggaran pelanggan.

2. Productivity Pain Point

Productivity pain point berkaitan dengan ketidakmampuan pelanggan untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan mereka. Contohnya, seorang profesional mungkin kesulitan menggunakan software tertentu karena fitur yang rumit atau tidak responsif. Maka dalam kasus ini, kamu dapat meningkatkan desain produk atau menyediakan panduan penggunaan yang lebih jelas untuk membantu pelanggan bekerja lebih produktif.

3. Process Pain Point

Process pain point berkaitan dengan kondisi ketika pelanggan menghadapi masalah dalam proses yang terkait dengan produk atau layanan. Misalnya, proses checkout yang panjang dan rumit di website e-commerce dapat membuat pelanggan meninggalkan keranjang belanja mereka. Untuk mengatasi process pain point, kamu perlu menyederhanakan proses yang ada, seperti mempercepat waktu loading website, mengurangi jumlah langkah dalam proses pembelian, atau menyediakan opsi pembayaran yang lebih fleksibel.

4. Support Pain Point

Support pain point terjadi ketika pelanggan merasa kurang puas dengan layanan pelanggan atau dukungan teknis yang diberikan. Misalnya, pelanggan mungkin merasa frustasi karena respons layanan pelanggan yang lambat atau solusi yang diberikan tidak memadai. Untuk mengatasinya kamu bisa meningkatkan kualitas layanan pelanggan dengan menyediakan saluran komunikasi yang lebih cepat dan responsif atau menyediakan FAQ yang lengkap di website.

5. Emotional Pain Point

Emotional pain point berkaitan dengan perasaan negatif yang dialami pelanggan, seperti stres, frustasi, atau kekecewaan. Misalnya, seorang pelanggan mungkin merasa cemas karena tidak mendapatkan konfirmasi pesanan setelah melakukan pembelian. Untuk mengatasinya, kamu bisa memberikan informasi yang lebih transparan, seperti notifikasi otomatis tentang status pesanan atau ucapan terima kasih setelah pembelian.

Kegunaan Pain Point Pelanggan untuk Bisnis

Memahami pain point pelanggan memiliki banyak manfaat bagi bisnis, berikut ini adalah beberapa kegunaan utama dari mengidentifikasi pain point pelanggan:

1. Meningkatkan Kualitas Produk atau Layanan

Dengan mengetahui pain point pelanggan, bisnis dapat mengidentifikasi apa yang  perlu diperbaiki dari produk atau layanan mereka. Misalnya, jika pelanggan mengeluhkan fitur aplikasi yang sulit digunakan, maka kamu dapat memperbaiki desain UI/UX untuk membuatnya lebih ramah pengguna. 

2. Menyusun Strategi Pemasaran yang Lebih Efektif

Pain point pelanggan dapat menjadi dasar untuk menyusun strategi atau teknik pemasaran yang lebih relevan dan persuasif. Misalnya, jika pain point pelanggan adalah harga produk yang mahal, maka bisnis dapat menawarkan promo atau paket yang lebih hemat. Dengan menyoroti solusi atas pain point, bisnis dapat menarik perhatian pelanggan potensial dan meningkatkan konversi penjualan.

3. Membangun Hubungan Emosional dengan Pelanggan

Pelanggan cenderung lebih loyal pada brand yang memahami dan peduli terhadap masalah mereka. Ini menunjukkan bahwa bisnis benar-benar mendengarkan dan berusaha menyelesaikan pain point mereka. Dengan begitu hubungan emosional yang kuat antara brand dengan pelanggan bisa terbentuk. Hal ini tentunya dapat meningkatkan retensi pelanggan dan mendorong mereka untuk merekomendasikan brand kepada orang lain.

4. Menghemat Biaya Operasional

Dengan mengidentifikasi pain point secepat mungkin, bisnis dapat menghindari masalah yang lebih besar di masa depan. Misalnya, jika pelanggan sering mengeluhkan waktu pengiriman yang lambat, bisnis dapat memperbaiki sistem logistik mereka sebelum masalah tersebut berdampak pada reputasi brand. Hal ini tentunya dapat menghemat biaya operasional yang mungkin dikeluarkan untuk menangani keluhan atau pengembalian produk.

5. Menciptakan Inovasi Baru

Pain point seringkali menjadi sumber inspirasi untuk inovasi produk atau layanan baru. Misalnya, jika pelanggan mengeluhkan kurangnya fitur tertentu dalam aplikasi, bisnis dapat mengembangkan fitur tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan terus berinovasi berdasarkan pain point, bisnis dapat tetap kompetitif di pasar yang dinamis.

Sekian pembahasan mengenai apa itu pain point pelanggan dan turunannya. Sekarang saatnya kamu menyusun dan menentukan bagaimana pain point pelanggan yang tepat untuk bisnismu. Dengan begitu kamu bisa mulai membangun strategi pemasaran dan penjualan yang lebih tepat sasaran.

Masih butuh bantuan untuk penyusunannya? Yuk konsultasikan dengan tim Croloze. Croloze merupakan agensi digital yang akan membantu bisnismu untuk berkembang pesat di era digital. Dengan bantuan para tim yang profesional dan berpengalaman, kamu bisa menyelesaikan masalah bisnismu dengan tuntas.

Tertarik untuk melakukan konsultasi? Yuk hubungi kami dengan klik tombol berikut ini:

Hubungi Kami

Nabila Dwi Utami