Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO


Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Salah satu fondasi utama dalam strategi SEO adalah pemilihan kata kunci yang tepat. Tanpa keyword yang relevan, konten yang dibuat berisiko tidak ditemukan oleh audiens yang tepat di mesin pencari. Di antara berbagai jenis kata kunci, dua kategori yang paling sering digunakan adalah short tail keyword dan long tail keyword.

Meski terlihat serupa, keduanya memiliki karakteristik, fungsi, dan dampak yang sangat berbeda terhadap performa SEO.

Short tail keyword cenderung lebih umum dengan volume pencarian tinggi, sedangkan long tail keyword lebih spesifik dan berpotensi menghasilkan konversi yang lebih tinggi. 

Untuk memahami mana yang lebih sesuai untuk strategi kontenmu, mari kenali perbedaan keduanya secara lebih mendalam dalam pembahasan berikut.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Apa Itu Short Tail Keyword?

Short tail keyword adalah kata kunci yang terdiri dari satu hingga dua kata dan bersifat sangat umum. Kata kunci ini biasanya memiliki volume pencarian yang tinggi, namun juga memiliki tingkat persaingan yang ketat di hasil pencarian.

Karena cakupannya luas, short tail keyword cenderung tidak merepresentasikan maksud pencarian pengguna secara spesifik.

Contoh dari short tail keyword antara lain: “sepatu”, “hosting”, atau “diet”. Meski banyak dicari, keyword seperti ini belum menunjukkan intent yang jelas dari pengguna—apakah mereka ingin membeli, membandingkan, mencari ulasan, atau sekadar mencari definisi.

Inilah sebabnya mengapa short tail keyword lebih cocok digunakan untuk membangun brand awareness dan menjangkau audiens dalam skala besar, bukan untuk tujuan konversi langsung.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendaftarkan Website ke dalam Google Search Console (GSC)

Apa Itu Long Tail Keyword?

Long tail keyword adalah frasa pencarian yang terdiri dari tiga kata atau lebih dan memiliki konteks yang lebih spesifik.

Kata kunci ini digunakan oleh pengguna yang sudah mengetahui apa yang mereka butuhkan dan biasanya berada di tahap akhir dalam proses pencarian informasi atau pengambilan keputusan.

Contohnya seperti: “sepatu lari pria ukuran 42 untuk maraton” atau “rekomendasi hosting murah untuk toko online”.

Volume pencariannya memang lebih rendah dibandingkan short tail, namun tingkat persaingan juga lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk menempati posisi tinggi di mesin pencari.

Keunggulan utama dari long tail keyword adalah tingkat relevansi dan potensi konversinya yang lebih tinggi. Karena pengguna memiliki intent yang lebih jelas, peluang mereka melakukan aksi seperti membeli atau mendaftar jauh lebih besar. 

Selain itu, long tail keyword juga sangat efektif untuk mengoptimasi pencarian berbasis suara (voice search), yang umumnya menggunakan kalimat percakapan panjang.

Baca Juga: Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Perbedaan Short Tail dan Long Tail Keyword

Meskipun keduanya termasuk dalam kategori kata kunci untuk SEO, short tail dan long tail keyword memiliki perbedaan mendasar dari berbagai aspek. Short tail keyword bersifat luas dan umum, sementara long tail keyword lebih spesifik dan mengarah langsung pada kebutuhan pengguna. 

AspekShort Tail KeywordLong Tail Keyword
Jumlah kata1–2 kata3 kata atau lebih
Spesifikasi pencarianUmumSpesifik
Volume pencarianTinggiRendah ke sedang
Tingkat persainganTinggiRendah
RelevansiRendah (cenderung luas)Tinggi (mengarah ke intent pengguna)
Potensi konversiRendahTinggi
Contoh“sepatu”, “diet sehat”“sepatu lari pria ukuran 42 untuk maraton”
Cocok untuk strategiAwareness / Top FunnelConsideration–Action / Middle–Bottom Funnel
Perbedaan short tail keywords vs long tail keywords

Dari segi panjang kata, short tail keyword hanya terdiri dari satu hingga dua kata, contohnya seperti “sepatu” atau “diet sehat”. Sementara itu, long tail keyword terdiri dari tiga kata atau lebih, seperti “sepatu olahraga wanita untuk lari pagi” atau “cara diet sehat untuk ibu menyusui”.

Dalam hal volume pencarian, short tail keyword memiliki volume yang jauh lebih tinggi, namun persaingannya juga sangat ketat karena banyak website besar yang menargetkannya. 

Sebaliknya, long tail keyword memiliki volume yang lebih rendah tetapi dengan persaingan yang lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk meraih posisi atas di hasil pencarian.

Soal tujuan dan relevansi, short tail keyword lebih cocok untuk menjangkau audiens luas dan membangun brand awareness, sedangkan long tail keyword lebih efektif untuk menarik pengunjung dengan intent spesifik, sehingga lebih berpeluang menghasilkan konversi.

Dari sisi strategi, short tail keyword kerap digunakan pada fase atas funnel (awareness), sementara long tail keyword lebih cocok untuk fase tengah hingga bawah funnel (consideration hingga action). Artinya, keduanya bisa saling melengkapi jika ditempatkan secara strategis dalam konten.

Baca Juga: Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Kapan Sebaiknya Menggunakan Short Tail dan Long Tail Keyword?

Baik short tail maupun long tail keyword memiliki peran masing-masing dalam strategi SEO yang efektif. Kuncinya adalah memahami kapan dan untuk tujuan apa masing-masing jenis kata kunci digunakan.

Short tail keyword ideal digunakan saat kamu ingin menjangkau audiens dalam skala besar dan membangun brand awareness. 

Karena kata kunci ini memiliki volume pencarian tinggi, konten dengan short tail keyword cocok ditempatkan pada fase awal funnel pemasaran (top of funnel/TOFU), seperti halaman utama, artikel edukatif umum, atau konten yang bersifat informatif luas.

Meski peluang konversinya rendah, short tail membantu memperkenalkan brand ke lebih banyak orang.

Sementara itu, long tail keyword sangat cocok digunakan ketika kamu ingin menarik pengunjung yang sudah berada pada tahap pertimbangan hingga siap mengambil tindakan (middle to bottom funnel). 

Konten seperti landing page produk, artikel tutorial, ulasan, atau panduan spesifik sangat efektif jika dioptimasi dengan long tail keyword. Karena pengguna yang mengetikkan kata kunci ini sudah tahu apa yang mereka cari, peluang konversinya pun jauh lebih tinggi.

Strategi terbaik adalah menggabungkan keduanya secara seimbang. Gunakan short tail untuk membangun jangkauan, dan long tail untuk mengarahkan trafik berkualitas yang siap dikonversi. 

Dengan kombinasi ini, kamu bisa memaksimalkan performa SEO dari semua sisi, visibilitas, relevansi, hingga hasil bisnis yang nyata.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Alfian Dimas