Contoh-Contoh Copywriting dan Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan


Di era digital yang serba cepat ini, komunikasi yang efektif adalah kunci kesuksesan bisnis. Salah satu senjata ampuh yang memiliki peran besar dalam dunia pemasaran adalah copywriting.

Copywriting merupakan bagian penting dalam dunia pemasaran karena hampir setiap media membutuhkan tulisan atau teks yang menarik. Rangkaian kata-kata inilah yang pada akhirnya dapat menentukan seberapa besar brand mampu mempengaruhi target audiens.

Lantas bagaimana contoh copywriting itu? Apa ciri-ciri copywriting yang benar dan tepat? Bagaimana contoh studi kasus copywriting dari brand ternama? Yuk simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Baca Juga: Begini 9 Cara Menulis Konten yang Menarik dan Berkualitas

Ciri-Ciri Copywriting yang Benar

Sebagaimana dalam beberapa pembahasan sebelumnya, copywriting adalah seni menulis teks yang bertujuan untuk membuat audiens mau melakukan tindakan yang diinginkan. 

Inti dari copywriting adalah bagaimana membuat kata-kata yang powerfull sehingga mampu menyentuh emosi, menarik perhatian dan meyakinkan audiens untuk mengambil keputusan yang diharapkan.

Kamu mungkin pernah melihat dua brand yang saling bersaing, yang satu hanya menulis di “Minuman segar” sementara yang lain menulis “Rasakan kesegaran setiap tegukan, bikin harimu lebih semangat!”. Secara otomatis kamu pasti lebih memilih yang kedua, kan? Itulah kekuatan copywriting yang menarik!

Namun bukan berarti copywriting hanya sekedar penyusunan kata-kata, copywriting juga memerlukan kemampuan yang tinggi dalam kreativitas, memahami psikologi konsumen, dan strategi pemasaran yang matang. 

Berikut ini beberapa ciri-ciri bagaimana copywriting yang benar, yaitu:

  1. Jelas dan Singkat: Copywriting yang bagus adalah tulisan yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam sekali membaca. Jangan gunakan kalimat yang berbelit-belit karena hanya membuat audiens menjadi tidak tertarik dengan produkmu.
  2. Fokus pada Manfaat: Copywriting yang benar adalah tulisan yang mencantumkan manfaat dari membeli atau menggunakan produk dan layanan untuk menyelesaikan masalah audiens. Jadi jangan hanya menjelaskan isi atau fiturnya saja.
  3. Menarik Perhatian: Copywriting yang benar juga tercermin dari kata-kata yang digunakan dan seberapa jauh kata-kata tersebut mampu membangkitkan rasa ingin tahu orang yang membacanya.
  4. Memastikan Kredibilitas: Copywriting yang kuat biasanya menyertakan bukti atau testimoni yang mendukung klaim yang disampaikan. Hal ini guna memastikan bahwa kredibilitas brand terjamin dan tidak hanya omong kosong belaka. .
  5. Mencantumkan Call To Action: Ciri ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari copywriting yang benar. Copywriting harus memberikan ajakan yang jelas, seperti “Beli Sekarang,” “Daftar Gratis,” atau “Pelajari Lebih Lanjut”.

Contoh dan Studi Kasus Copywriting 

Untuk memahami bagaimana bentuk copywriting dengan lebih jelas, berikut ini beberapa contoh copywriting di beberapa media pemasaran:

  1. Iklan Digital

Contoh iklan Shopee: “Belanja hemat, gratis ongkir tiap hari! Klik sekarang sebelum kehabisan!”. Iklan ini langsung menarik perhatian dengan kata “hemat” dan “gratis ongkir”, yang menjadi daya tarik utama bagi para pelanggan online.

  1. Tagline Produk/Perusahaan

Contoh tagline Indomie: “Indomie, seleraku!”. Tagline ini singkat, mudah diingat, dan membangun hubungan emosional dengan pelanggan yang sudah familiar dengan rasanya.

  1. Email Marketing

Contoh email Tokopedia: 

Subject: “Diskon Spesial untuk Kamu, Cek Sekarang!” 

Isi Email: “Kami punya kejutan spesial! Diskon hingga 50% khusus untuk kamu pelanggan setia Tokopedia. Klik tombol di bawah untuk klaim voucher sebelum kehabisan!” 

Email ini memanfaatkan personalization (“untuk kamu”) dan urgensi (“sebelum kehabisan”) agar penerima segera bertindak melakukan pembelian di platform.

  1. Landing Page:

Contoh landing page Netflix: “Tonton film dan acara TV favoritmu. Gratis selama 30 hari!”. Copy ini dinilai efektif karena langsung menonjolkan manfaat utama dan menawarkan uji coba gratis untuk menarik pelanggan baru.

  1. Konten Media Sosial:

Contoh konten X Gojek: “Laper tengah malam? Tenang, GoFood siap antar kapan saja! Pesan sekarang biar gak kelaparan! Copy ini menggunakan gaya santai dan relatable yang cocok untuk audiens media sosial X. 

  1. Caption Media Sosial:

Contoh caption Janji Jiwa di Instagram: “Hari boleh sibuk, tapi jangan lupa ngopi dulu! Siapa yang butuh #MeTime bareng kopi favoritnya?” Copy ini menggunakan gaya santai dan interaktif untuk mengajak followers berkomentar dan berinteraksi.

  1. Website:

Contoh copy website Traveloka: “Pesan tiket pesawat, hotel, dan liburan dalam satu aplikasi. Mudah, cepat, dan terpercaya!”. Copy ini menyampaikan manfaat utama secara langsung dan singkat agar pengunjung segera mengunduh aplikasi.

Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa copywriting yang baik selalu menyesuaikan gaya dan pesan dengan media yang digunakan serta tipe pengguna dari masing-masing platform.

5 Kesalahan Umum dalam Copywriting 

Membuat copywriting yang efektif, tentu bukanlah hal yang mudah. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang biasanya terjadi saat pembuatan copywriting:

1.  Kurang Memahami Target Audiens

Banyak bisnis dan brand yang terlalu berfokus pada penyusunan kata-kata untuk copywriting tanpa memperdulikan kondisi audiens. Padahal copywriting yang baik justru harus berdasarkan riset dan diolah dengan gaya yang diminati audiens. Cari tahu bagaimana demografi audiens, apa yang mereka butuhkan, dan apa yang mereka inginkan.

2.  Tidak Ada Nilai Unik dan Urgensi

Copywriting bukan hanya masalah penulisan saja, namun copywriting juga harus menunjukkan keunikan yang membuat produk atau layanan yang ditawarkan berbeda dari yang lain. Ciptakan juga urgensi mengapa audiens harus segera bertindak dan menggunakan layanan yang ditawarkan.

3.  Kurang Menjelaskan Manfaat Produk

Copywriting memang berusaha menampilkan produk atau layanan, namun jangan sampai kamu justru berfokus pada isi dan fiturnya saja. Melainkan jelaskan pula seberapa besar manfaat yang akan didapatkan audiens jika menggunakan produk tersebut.

4.  CTA yang Kurang Jelas

Kesalahan yang juga paling banyak dilakukan dalam menulis copywriting adalah menyertakan CTA atau call to action yang kurang jelas. Bahkan beberapa konten didapati menggunakan CTA yang berlebihan atau tidak menggunakan sama sekali. Maka pastikan kamu menggunakan setidaknya satu CTA yang jelas agar mudah diikuti audiens.

5.  Tidak Memeriksa dan Mengevaluasi

Terakhir, masih sering banyak didapati copywriting yang memiliki kesalahan penulisan. Artinya copywriting tersebut tidak melewati pemeriksaan atau pengeditan. 

Padahal bagian ini sangat penting sebelum memastikan bahwa copywriting yang akan disebarkan tidak ada kesalahan dan pesan tersampaikan dengan baik. Pastikan juga untuk melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat seberapa efektif copywriting yang digunakan.

Demikianlah beberapa contoh copywriting, bagaimana ciri copywriting yang benar dan kesalahan umum dari pembuatan copywriting. Copywriting pada dasarnya merupakan seni tulis yang membutuhkan kreativitas dan pemahaman mendalam tentang audiens.

Setelah mengetahui penjelasan di atas, pastikan kamu menghindari kesalahan umum yang biasa terjadi agar kamu dapat menciptakan copywriting  yang efektif dan mampu mencapai tujuan pemasaran bisnismu. 

Butuh penjelasan lebih lanjut tentang penerapan copywriting. Yuk segera diskusikan dengan para profesional digital marketing dari Agency Digital Croloze. Croloze terdiri dari tim profesional yang memiliki berbagai pengalaman mengelola berbagai media pemasaran digital di berbagai perusahaan.

Segera jadwalkan konsultasi dengan tim kami lewat klik tombol berikut:

Hubungi Kami

Referensi: 

Nabila Dwi Utami