Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya


Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Website yang memuat dengan cepat cenderung disukai pengguna dan berpotensi meraih peringkat lebih baik di mesin pencari. Salah satu teknologi yang dirancang khusus untuk mempercepat pemuatan halaman web adalah Accelerated Mobile Pages (AMP).

Meski terdengar teknis, AMP penting dipahami oleh pengelola website karena berperan dalam optimasi teknikal SEO dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Untuk memahami apa itu AMP, cara kerja, dan cara optimasinya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Pengertian AMP

Accelerated Mobile Pages atau AMP adalah sebuah perangkat open-source yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pemuatan halaman web di perangkat mobile.

AMP dikembangkan oleh Google untuk mengatasi masalah lambatnya pemuatan halaman web, terutama ketika diakses melalui perangkat mobile.

AMP dihasilkan dari kerangka kerja HTML yang disederhanakan dan mengoptimalkan konten serta struktur website untuk perangkat mobile.

Hasilnya, halaman AMP dapat dimuat dalam waktu singkat, meskipun koneksi internet sedang lambat.  

Singkatnya, AMP adalah versi “ringan” dari halaman website biasa. Tujuannya agar memastikan pengguna mendapatkan pengalaman akses website yang lebih cepat, mudah, dan nyaman di perangkat mobile. 

Penggunaan AMP sangat bermanfaat untuk website karena dapat mendorong pengunjung tetap bertahan di website dan tidak meninggalkan halaman karena waktu loading yang lama.

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Kenapa Harus Menggunakan AMP?

Kecepatan dalam load page sangat krusial, sekitar 40% pengguna akan meninggalkan situs jika loading-nya lebih dari tiga detik.

Dengan AMP, halaman dapat dimuat rata-rata dalam 1,6 detik bahkan di jaringan 3G, jauh lebih cepat dibandingkan halaman biasa yang bisa memakan waktu lebih dari 7 detik.

Penerapan AMP terbukti meningkatkan performa situs: bounce rate turun hingga 26%, waktu kunjungan meningkat 2,5 kali lipat, dan konversi naik hingga 20%.

Teknologi ini sangat efektif untuk blog, media berita, atau situs konten ringan lainnya yang umumnya mengutamakan kecepatan akses dan tampilan sederhana.

Dengan mengadopsi AMP, kamu bisa memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna mobile, lebih cepat, lebih efisien, dan lebih berpeluang mengonversi pengunjung menjadi pelanggan.

Baca Juga: Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

Bagaimana Cara Kerja AMP?

Accelerated Mobile Pages (AMP) adalah framework open-source yang dirancang untuk memuat konten web pada perangkat seluler secara sangat cepat, rata-rata di bawah satu detik dari hasil pencarian Google hingga tampilan penuh konten pada layar pengguna.

Kecepatan ini dicapai berkat tiga komponen inti AMP: AMP HTML, AMP JS, dan AMP Cache

1. AMP HTML

AMP HTML adalah subset khusus dari HTML standar yang dipangkas dan diatur dengan ketat untuk performa tinggi. Beberapa hal pokoknya:

  • Pembatasan Tag: Elemen yang berpotensi memperlambat render—seperti <form> biasa atau <video> non-AMP—dilarang.
  • Komponen AMP: Tag seperti <amp-img> menggantikan <img> sehingga ukuran elemen sudah ditentukan sejak awal, mencegah perubahan tata letak saat konten dimuat.
  • CSS Ter-inline dan Ringkas: Hanya diizinkan CSS inline dengan batasan ukuran maksimum, serta pelarangan selector kompleks agar browser bisa melakukan rendering lebih cepat.

2. AMP JS

Library AMP JS bertugas mengelola pemuatan dan rendering komponen AMP secara non-blokir:

  • Loading Asinkron: Semua skrip pihak ketiga dipanggil secara asinkron, sehingga parsing HTML tidak terhambat.
  • Sandboxed Iframes: Iklan atau widget pihak ketiga ditempatkan dalam iframe ter-sandbox untuk menjaga agar aktivitas eksternal tidak mengganggu kinerja halaman utama.
  • Pra-perhitungan Layout: Tata letak setiap elemen dihitung terlebih dulu sebelum resource eksternal dimuat, sehingga browser langsung menggambar ulang tanpa harus menghitung ulang struktur halaman.

3. AMP Cache

AMP Cache adalah jaringan CDN proxy yang menyimpan salinan halaman AMP yang sudah tervalidasi:

  • Validasi Otomatis: Setiap halaman AMP diperiksa sesuai spesifikasi sebelum disajikan, sehingga terjamin bebas elemen yang melanggar aturan performa.
  • Pengiriman via CDN: Dengan server terdekat, halaman disajikan dengan latensi minimal—hasilnya, waktu muat jauh lebih singkat.
  • Pembaruan Terjadwal: Pemilik situs dapat memicu pembaruan cache agar konten terbaru segera tersedia bagi pengguna.

Dengan tiga lapisan optimasi ini, struktur HTML yang ramping, skrip JavaScript yang diatur ketat, dan penyajian via CDN ter-cache, AMP mampu menghadirkan pengalaman browsing seluler yang sangat responsif, membantu meningkatkan kepuasan pengguna dan mendukung performa SEO.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Kelebihan dan Kekurangan AMP

Selain manfaat di atas, AMP memiliki beberapa kelebihan lain yang dapat membantu meningkatkan performa website di mesin pencari di perangkat mobile. Berikut ini beberapa kelebihan dari penggunaan AMP di website:

  1. Mempercepat waktu pemuatan. Kelebihan pertama dari penggunaan AMP adalah dapat membuat waktu muat halaman menjadi jauh lebih cepat. AMP mengoptimalkan elemen-elemen halaman web agar memuat lebih cepat, sehingga pengguna dapat mengakses konten dengan lebih mudah dan tidak lama.
  2. Meningkatkan visibilitas di SERP. Halaman yang dioptimalkan dengan AMP cenderung mendapatkan lebih banyak visibilitas di hasil pencarian khususnya di tampilan seluler. Kalau kamu melihat halaman dengan ikon petir itulah salah satu penanda AMP di search engine. Halaman tersebut pun biasanya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan klik atau kunjungan.
  3. Meningkatkan ranking website pada perangkat mobile. Karena tujuan utama AMP adalah percepatan pemuatan halaman web di perangkat seluler, maka search engine akan memprioritaskan halaman tersebut untuk diindeks lebih dulu sehingga meningkatkan ranking SEO di hasil pencarian seluler.

Sementara itu, bukan berarti AMP tidak memiliki kekurangan, berikut beberapa hal yang menjadi kekurangan dari penggunaan AMP, yaitu:

  1. Framework yang terbatas. AMP menggunakan framework yang cukup terbatas sehingga membatasi fleksibilitas desain dan fungsionalitas. Hal ini tentu akan menyulitkan para developer untuk menerapkan elemen-elemen yang lebih kompleks di halaman tersebut.
  2. Ekstra implementasi dan optimasi. Implementasi AMP memerlukan waktu dan usaha yang besar karena banyak developer yang belum familiar dengan framework ini. Selain itu, optimasi konten untuk AMP bisa memakan waktu lebih lama karena harus disesuaikan dengan standar AMP yang ketat.
  3. Butuh double crawling. Halaman yang menggunakan AMP harus memiliki dua versi, satu versi standar dan satu versi AMP. Ini berarti mesin pencari harus melakukan crawling dua kali untuk setiap halaman. Hal ini tentunya meningkatkan upaya crawling dan bahkan memperlambat proses indexing.
  4. Melemahkan identitas website. Ketika pengguna mengakses halaman AMP mereka melihat versi halaman yang dikelola oleh AMP viewer dari mesin pencari. Hal ini dapat mengurangi kontrol atas pengalaman pengguna karena mengurangi identitas website. Halaman yang dibuat versi AMP seringnya tidak tampil persis seperti yang dirancang oleh developer website.

Cara Mengoptimalkan Halaman AMP

Untuk memastikan halaman AMP dapat berguna secara optimal dan memberikan hasil terbaik, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:

  1. Tentukan halaman AMP yang tepat. Pastikan kamu memilih halaman dengan informasi yang utama sehingga perlu dimuat dengan cepat. Misalnya seperti halaman artikel berita atau halaman produk.
  2. Buat keterhubungan antara dua versi halaman. Halaman AMP harus terhubung dengan versi non-AMP dari halaman tersebut lewat penggunaan tag rel=”amphtml”. Hal Ini akan membantu mesin pencari memahami bahwa kedua halaman tersebut saling terkait dan bahwa halaman AMP adalah versi ringan dari halaman utama.
  3. Cek dan monitor performa halaman AMP. Lihat performa halaman AMP menggunakan alat analisis guna memantau waktu muat dan konversi dari halaman AMP. Pastikan juga untuk secara rutin memantau halaman AMP agar halaman tersebut tetap optimal dan tidak ada kesalahan validasi.

Dengan memahami kelebihan dan kekurangan AMP serta cara mengoptimalkan halaman AMP, kamu bisa memutuskan apakah penggunaan ini tepat untuk websitemu. Ingat bahwa AMP hanya berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna di perangkat mobile.

Nah itulah beberapa penjelasan yang perlu kamu ketahui tentang Accelerated Mobile Pages (AMP).

Jika kamu ingin meningkatkan performa SEO website agar lebih baik di mesin pencari, maka mempertimbangkan pengguna AMP adalah hal yang wajib tidak terlewat.

Ingat bahwa tidak ada pengguna yang menyukai website dengan waktu pemuatan yang lama.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Alfian Dimas