Data Driven: Pengertian, Contoh dan Manfaatnya dalam Digital Marketing


Data Driven: Pengertian, Contoh dan Manfaatnya dalam Digital Marketing

Agar strategi marketing berjalan efektif, tim marketing biasanya melakukan research mendalam untuk mengumpulkan data yang relevan.

Nah, pendekatan berbasis data ini dikenal sebagai data driven. Singkatnya, ini adalah proses mengolah dan memanfaatkan data untuk mendukung keputusan marketing.

Dengan data yang akurat soal audiens dan pasar, strategi yang dijalankan bisa jadi lebih tepat sasaran dan efisien.

Belum familiar dengan istilah ini? Tenang, artikel ini akan mengupas apa itu data driven, lengkap dengan contoh, manfaat, dan cara penerapannya dalam digital marketing. Yuk, baca sampai tuntas!

Baca Juga: Tren Digital Marketing 2025 di Indonesia: Apa saja Strategi yang Wajib Dipahami Bisnis?

Pengertian Data Driven dan Contohnya

Data driven adalah pendekatan pengambilan keputusan yang berlandaskan pada data, bukan sekadar asumsi atau intuisi.

Dalam digital marketing, pendekatan ini digunakan untuk merancang strategi yang lebih tepat sasaran dengan menganalisis pola, tren, dan perilaku audiens.

Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti Google Analytics, Search Console, media sosial, hingga data transaksi.

Dari situ, tim marketing bisa mendapatkan insight konkret—misalnya konten mana yang paling efektif atau alur pembelian mana yang paling optimal.

Pendekatan ini membantu meminimalkan bias, meningkatkan akurasi strategi, dan memastikan setiap keputusan didasarkan pada bukti nyata, bukan tebakan. Maka tak heran, data driven kini jadi standar utama dalam praktik pemasaran modern.

Baca Juga:

Manfaat Data Driven untuk Digital Marketing

Pendekatan data driven menawarkan banyak keuntungan dalam menyusun strategi pemasaran yang lebih akurat, relevan, dan berdampak. Berikut manfaat utamanya:

1. Memahami Target Audiens Lebih Dalam

Data membantu kamu mengenali siapa audiensmu—mulai dari demografi, perilaku, hingga preferensi mereka.

Dengan informasi ini, kamu bisa membuat kampanye yang lebih personal dan relevan, serta menyesuaikan pesan sesuai kebutuhan audiens secara spesifik.

2. Personalisasi Pengalaman Pelanggan

Melalui analisis data user journey, kamu dapat mengidentifikasi kebiasaan dan minat pelanggan di berbagai channel.

Ini memungkinkan kamu menyusun konten atau penawaran yang lebih tepat, seperti menampilkan rekomendasi produk berdasarkan wishlist atau riwayat interaksi pelanggan.

3. Menentukan Channel dan Konten Terbaik

Data membantu mengukur performa setiap channel dan konten yang kamu jalankan. Kamu bisa melihat mana platform yang paling banyak menghasilkan trafik dan konversi, serta konten apa yang paling menarik perhatian audiens.

Ini memudahkanmu mengalokasikan anggaran dan fokus ke strategi yang paling efektif.

4. Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan

Keputusan yang didasarkan pada data cenderung lebih akurat dan minim bias dibanding yang hanya mengandalkan intuisi.

Baik itu dari Google Analytics, tools media sosial, observasi, atau hasil wawancara, semua bisa memberikan insight untuk langkah strategis yang lebih tepat.

5. Mengoptimalkan Kinerja dan Efisiensi

Data membantu mengidentifikasi titik lemah dalam strategi atau operasional yang sedang berjalan. Kamu bisa tahu fitur atau konten mana yang kurang efektif, lalu mengalihkan fokus ke hal yang memberikan dampak nyata.

6. Mengurangi Risiko

Dengan membaca tren pasar dan perilaku konsumen melalui data, potensi risiko bisa dideteksi lebih awal. Ini memungkinkan kamu mengambil tindakan preventif dan menyusun rencana mitigasi sebelum masalah membesar.

7. Mendorong Inovas

Data membuka peluang menciptakan produk atau layanan baru berdasarkan kebutuhan dan kebiasaan konsumen yang terdeteksi. Dari sinilah lahir inovasi yang benar-benar relevan dan dibutuhkan pasar.

Baca Juga: Apa itu Keyword Spamming? Kenali Dampak dan Cara Menghindarinya

Cara Menerapkan Data Driven di Digital Marketing

Ingin strategi marketing lebih tepat sasaran? Berikut langkah-langkah praktis menerapkan pendekatan data driven:

1. Tentukan Tujuan yang Jelas

Mulailah dengan menetapkan goal yang spesifik—apakah ingin meningkatkan traffic, konversi, atau brand awareness. Tujuan ini akan jadi kompas dalam seluruh proses pengambilan keputusan.

2. Kumpulkan Data yang Relevan

Ambil data dari berbagai sumber: Google Analytics, media sosial, survei, review, atau hasil wawancara. Pastikan data yang dikumpulkan relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

3. Analisis Data untuk Temukan Insight

Identifikasi pola, tren, dan insight dari data yang terkumpul. Dari sini kamu bisa tahu strategi mana yang berhasil, yang perlu diperbaiki, dan peluang baru yang bisa dimanfaatkan.

4. Susun Strategi Berdasarkan Data

Gunakan hasil analisis untuk merancang strategi marketing yang konkret, realistis, dan berbasis data. Pastikan strategi tersebut bisa dieksekusi sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

5. Pantau dan Ukur Performa

Setelah strategi dijalankan, ukur efektivitasnya dengan metrik seperti CTR, ROI, konversi, atau engagement rate. Gunakan tools analitik untuk mendapatkan gambaran kinerja secara objektif.

6. Evaluasi dan Lakukan Optimasi

Tinjau ulang performa berdasarkan data terbaru. Jika ada yang kurang optimal, lakukan penyesuaian baik isi konten, channel, atau alokasi anggaran agar hasilnya lebih maksimal.

Itulah serangkaian pembahasan mengenai apa itu data driven, contoh dan manfaatnya serta bagaimana cara menerapkannya.

Jika kamu belum memahami betul pengaplikasian data driven untuk kemajuan bisnis dan digital, kamu bisa menyerahkannya ke tim Croloze.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Alfian Dimas